Rabu, 09 Juni 2010

DETEKSI KANKER PAYUDARA ANDA SEKARANG!

5 LANGKAH PERIKSA PAYUDARA ANDA, CARA DINI DETEKSI KANKER
Pemeriksaan payudara diri bagi mengesan kehadiran benjol pada payudara perlu dilakukan sendiri setiap harip
Rekan semua telah ketahui, salah satu pembunuh terbesar wanita di dunia adalah kanker payudara. Para wanita bisa mencegah terjadi penyakit kanker payudara itu dengan mengadakan deteksi awal. Para wanita bisa melakukan pencegahan dengan cara SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) atau dalam bahasa Inggris disebut breast self-exam (BSE). Ini penting, karena, 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Bagaimana caranya? Mari bersama kita belajar…

Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Usia 35-40 tahun melakukan mammografi, di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli, lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mammografi setiap tahun. Saat terbaik melakukan mammografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto roentgen dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.

Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram. Cara lain adalah melakukan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan biopsy dari benjolan itu, kemudian diperiksa dengan mikroskop laboratorium patologi anatomi.

Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh lain. Perlu diketahui, sembilan dari sepuluh perempuan menemukan sendiri benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, periksalah sendiri setelah masa menstruasi lewat seminggu. Karena payudara membengkak sebelum menstruasi.

Untuk pencegahan kanker payudara berdirilah di depan cermin dan perhatikan, apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah ada terlihat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan dengan keluarnya cairan atau darah pada puting susu, segeralah pergi ke dokter. Bisa juga anda lakukan pemeriksaan dengan letakkan kedua lengan di atas kepala. Perhatikan kedua payudara, lalu bungkukkan hingga payudara tergantung ke bawah, lalu periksa lagi.

Selain itu, bisa periksa lagi dengan berbaring di tempat tidur. Letakkan tangan kiri di belakang kepala dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Raba payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah, apakah ada benjolan pada payudara anda.

Kemudian periksa juga, apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. Bisa periksa lagi dengan meraba puting susu dan sekitarnya. Umumnya, kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat pindah dari tempatnya).

SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan. Bila terasa beonjolan sebesar 1 cm atau lebih, segera pergi ke dokter. Makin dini penanganan, makin besar kemungkinan sembuh dengan sempurna.

Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak tegap dan kedua tangan di pinggang.


Langkah 1. Bercermin dengan kedua tangan di pinggang

Anda harus melihat:

* Payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
* Payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.

Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk berkonsultasi :

* Kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.
* Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
* Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.

Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan yang telah disebut pada langkah pertama.

Langkah 2. Angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada payudara


Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).

Langkah 3. Pencet puting, perhatikan cairan yang keluar


Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan tangan kanan untuk merasakan payudara kiri, begitu sebaliknya. Gunakan pijatan pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup seperempat bagian payudara.

breast_self_exam35b25d_tcm8-78528

Langkah 4. Pijatlah payudara sambil berbaring


Pijat seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara.

Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat seluruh payudara anda. Mulai dari putting, buat gerakan memutar semakin lama semakin besar sampai anda mencapai bagian tepi payudara.

Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gerakan ini bagi sebagian besar wanita diangap lebih efektif. Pastikan anda merakan seluruh jaringan payudaradari depan (puting) sampai bagian belakang. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.

Langkah 5: Terakhir, rasakan payudara anda saat anda berdiri atau duduk. Atau saat anda mandi karena bagi sebagian wanita, mereka merasa lebih mudah memijat saat kulit payudara dalam keadaan basah dan licin. Lakukan dengan gerakan yang sama seperti dijelaskan dalam langkah 4.

Langkah 5. Pijatlah payudara saat mandi
SALAH ATU MENCEGAH ADANYA KANKER PERHATIKAN POLA MAKAN DAN KONSUMSI MAKANAN ORGANIK YANG BETUL-BETUL ORGANIK BERBINTANG LIMA. PESAN SEKARANG JUGA PADA PAK. YADDIE HANYA RP. 593000,- BERAT 458 GRAM

Rekan semua, kini kita bersamA telah ketahui bagaimana cara mengetahui kanker payudara secara mandiri sejak dini. Bersama kita berharap kita senantiasa mengetahui setiap perubahan pada payudara kita sejak dini.

Dintaranya : jantung, strooke, kanker,obesitas (kegemukan, stress


Menabung Kalsium Dalam Tulang Untuk Cegah Osteoporosis

Dua dari Lima Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis
Minggu, 25 Oktober 2009 09:25 WIB 0 Komentar

WASPADALAH.. bisa dari anda, keluarga, kenalan temen dekat ANDA >>Dua dari Lima Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis

ANTARA/Puspa Perwitasari
JAKARTA--MI: Hasil analisis data risiko Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan menunjukkan, dua dari lima orang Indonesia berisiko mengalami osteoporosis, kelainan yang ditandai berkurangnya massa tulang secara cepat yang membuat tulang keropos dan rapuh.

Pada acara puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/10) pagi, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama menambahkan saat ini 41,8% laki-laki dan 90% perempuan Indonesia memiliki gejala osteoporosis. "Sedangkan 28,8% laki-laki dan 32,3% perempuan sudah osteoporosis," kata Tjandra di hadapan ribuan orang peserta senam dan jalan sehat massal untuk mencegah osteoporosis.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan, osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang belakangan menjadi masalah kesehatan di Indonesia sebagai efek dari peningkatan usia harapan hidup dan perubahan gaya hidup.

Menkes Endang Rahayu mengatakan, proses degeneratif yang berlangsung seiring bertambahnya usia tidak bisa dihindari namun harus dijaga agar tidak menimbulkan ganguan fungsi tubuh. "Yaitu dengan mendeteksi faktor risiko untuk mencegah munculnya gangguan," katanya.

Menurut dia, pencegahan osteoporosis dan penyakit degeneratif yang lain dapat dilakukan dengan memperhatikan kecukupan gizi dan melakukan aktifitas fisik dengan berolah raga secara baik dan teratur paling tidak 30 menit tiga kali seminggu. Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olah raga yang mudah, murah dan risikonya rendah.

"Dan yang tak kalah penting, hindari rokok, alkohol dan narkoba," katanya pada acara yang juga diikuti jajaran pejabat Departemen Kesehatan dan beberapa artis ibu kota seperti Ida Kusuma, Widi AB Three, Dewi Rezer dan Marcellino Lefrandt itu.

Lebih lanjut Tjandra menjelaskan, pemerintah berupaya mengatasi masalah osteoporosis dengan membuat panduan pencegahan dan penanganan osteoporosis.

Pemerintah bekerja sama dengan organisasi masyarakat, organisasi profesi dan sektor swasta, kata dia, juga mengampanyekan pencegahan osteoporosis dan meningkatkan intensitas kampanye pada Hari Osteoporosis Nasional yang diperingati setiap tahun sejak tahun 2002.

Tahun ini, kampanye puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional dilakukan melalui kegiatan senam dan jalan sehat massal di 24 kota termasuk Jakarta, Padang, Pekanbaru, Batam, Lampung, Denpasar, Lombok, Surabaya, Maado dan Makassar. (Ant/OL-03)
30 June 2005
Jakarta,
KBI Gemari

KONSUMSI SUSU SOYA BEAN SEGERA( CALSIUM)
Pola makan, gaya hidup dan olah raga teratur, dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Penyakit ini selain dipengaruhi faktor gen juga dipengaruhi berbagai permasalahan yang dihadapi kaum wanita, seperti pengaruh hormonal yang adavdi dalam tubuh manusia. Untuk menghindari terjadinya osteoporosis kaum wanita harus senantiasa mempehatikan pola makan sehat, dan rajin berolah raga sehingga terhindar dari penyakit degeratif, terutama osteoporosis yang banyak menyerang masyarakat, khususnya kaum wanita.
CEGAH OSTEOPOROSIS KONSUMSI SUSU ORGANIK SUSU SOYA BEAN
500GRAM CUMA Rp.55.000. pesan pada saya sekarang

Hal itu dikemukakan Dr Mulyono Sudirman, SpB,SpBO,MBA Dalam Seminar Deteksi Dini Osteoporosis yang diselenggarakan Klinik Nusantara Medical Center beberapa waktu lalu. Masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai, yaitu mencapai 19,7 persen, dan berada di urutan ke enam terbesar setelah China. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 14 provinsi, ditemukan lima provinsi dengan risiko osteoporosis tertinggi, yaitu Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Jawa Timur. Sedangkan risiko terendah berada di Kalimantan Timur.

MenurutMulyono, secara nasional Indonesia mengalami masalah kesehatan baru, yaitu permasalahan triple burden problem berupa berjangkitnya kembali penyakit lama (old problem) yang belum terpecahkan seperti meningkatnya kembali penyakit infeksi dan kurang gizi, penyakit lama yang muncul kembali (re-merging problem) seperti malaria, TBC dan diare serta timbulnya masalah baru (emerging problem) karena meningkatnya usia harapan hidup.

Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degenaratif dimana 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan untuk menderita osteoporosis, sedangkan pada pria insidennya lebih kecil yaitu 1 dari 7 pria. Biasanya penyakit keropos tulang ini menjangkiti sebagian besar wanita pasca menopause. Namun berdasarkan penelitian, wanita usia muda, yaitu 25 tahun meningkat risiko osteoporosisnya, sebagai akibat berubahnya gaya hidup masyarakat yang kurang mementingkan aktivitas fisik.

Dibandingkan dengan masyarakat di negara Afrika, densitas tulang masyarakat Eropa dan Asia lebih rendah, sehingga mudah sekali mengalami osteoporosis.

“Yang lebih menyedihkan lagi, komponen untuk menekan kejadian osteoporosis di Indonesia semuanya tersedia di Indonesia dengan mudah dan murah, seperti memperbanyak mengkonsumsi ikan teri, tahu dan tempe, tanpa harus seperti orang eropa yang banyak mengkonsumsi keju dan susu,”Tukas Sularto. Berdasarkan penelitian pakar Gizi, asalkan masyarakat Indonesia menerapkan dengan sungguh-sungguh pola makan Gizi seimbang atau empat sehat lima sempurna, ditambah dengan aktivitas fisik seperti olah raga.

Penyebab Osteoporosis

Penyebab Osteoporosis adalah adanya gangguan pada metebolisme tulang. Pada keadaan normal, sel-sel tulang, yaitu sel pembangun (Osteoblas) dan sel pembongkar (Osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi, seimbang, sehingga tulang terjadi utuh. Apabila kerja osteoklas melebihi kerja osteoblas, maka kepadatan tulang menjadi kurang dan akhirnya keropos.

Metabolisme tulang dapat terganggu oleh berbagai kondisi, yaitu berkurangnya hormon estrogen , berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik (inaktif) pada tulang, efek samping beberapa jenis obat, minum alkohol, merokok dan sebagainya.

Osteoporosis terjadi secara diam-diam, tak bergejala dan baru disadari apabila kedapatan tinggi badan berkurang, postur tubuh bungkuk, atau tiba-tiba nyeri tulang, Nyeri tulang oleh adanya patah tulang yang sangat halus dan biasanya nyeri teratasi setelah 4-6 minggu.

Umumnya wanita usia lanjut dimulai pada masa menopause, dan pria dapat juga terserang osteoporosis sesudah berusia 70 tahun. Ada beberapa kondisi yang seseorang yang dapat terancam stroke, yaitu kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, yang tirah baring lama, apapun sebabnya dengan imobilisasi/inaktif, dengan terapi obat, dengan pola hidup tidak sehat, dan dengan berat badan kurang.

Untuk mengetahui terjadinya osteoporosis, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan seperti pengukuran kepadatan massa tulang dengan alat Desitometri, dan pemeriksaan laboratorium petanda biokimiawi osteoporosis.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya osteoporosis baik pada orang sehat maupun penderita stroke ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu cukupi asupan kalsium,
ADANYA DI SUSU SOYA BEAN INI cukup asupan vitamin D melalui pajjanan sinar matahari pagi atau sore sinar matahari akan mengubah pro vitamin D yang ada di bawah kulit menjadi vitamin D, hidup aktif dengan cara malakukan aktifitas fisik dengan prinsip pembebanan terhadap tulang, dalam bentuk perbanyak jalan.

Selain itu, hindari merokok, minum alkohol, waspada jika dalam garis keturunan ada yang menderita osteoporosis, dan lakukan pemeriksaan tes dini osteoporosis pada dokter saat menopause. Khusus untuk pasien stroke, ditambah dengan aktifitas fisik sedini mungkin pasca stroke atas paduan dokter, pertahankan aktifitas berjalan teratur setiap hari, dan kemungkinan mengkonsumsi obat bisfosfonay dapat mencegah osteoporosis pada pasien stroke.

Untuk mencegah osteoporosis harus dimulai sedini mungkin untuk mencapai massa tulang semaksimal mungkin, serta penurunan seminimal mungkin. Bahkan pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa baik pada wanita maupun pria, melalui metode menabung kalsium dalam tulang untuk cegah Osteoporosis.

Agar diperoleh tulang yang sehat, peranan seluruh masyarakat sangat diharapkan dan dalam lingkup yang kecil yaitu keluarga, peranan orang tua dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya disamping dirinya sendiri juga sangat menentukan.

Mengingat penderita stroke sangat rawan terhadap osteoporosis, sebaiknya unit rehabilitasi medik di beberapa rumah sakit yang menangani pasien stroke memasukkan pencegahan osteoporosis menjadi bagian integral dari program rahabilitasi pada pasien stroke.

Problem Osteoporosis

Karena penderita osteoporosis pada umumnya tidak berkeluhan dan baru diketahui setelah penderita patah tulang oleh trauma yang ringan, maka masalah yang timbul adalah biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih mahal mengobati penderita dengan mengobati patah tulang daripada mencegah timbulnya patah tulang osteoporosis, terutama pada wanita pasca menopause.

Pada saat ini wanita berusia 50 tahun mempunyai risiko 40 persen menderita patah tulang karena osteoporosis dikemudian hari. Karena itu deteksi dini dan tindakan pencegahan dini penting untuk mencegah terjadinya patah tulang akibat osteoporosis. Osteoporosis dapat diobati tetatpi keadaan tulangnya tidak bisa dikembalikan ke keadaan sebelumnya.

Problema yang disebabkan dapat diobati, kehilangan lanjutan dan perlemahan lanjutan dari tulang dapat diperlambat. Karenanya pencegahan primer merupakan tujuan yang penting. B5/D1 ( Sumber . Kantor berita Indonesia Gemari)
EGAH OSTEOPOROSIS DENGAN GAYA HIDUP SEHAT
(
• Artikel Kesehatan
)
Dinas Kesehatan Kota Surabaya


Tulang Kuat, Tabungan ‘Sehat’ Masa Tua

31 Maret 2009
Surabaya, eHealth. Tulang merupakan suatu jaringan hidup yang juga memiliki respon terhadap asupan nutrisi atau pun gerakan tubuh. Sehingga, pengaruh dari perilaku hidup pun dapat mempengaruhi kesehatan tulang kita. Osteoporosis atau tulang rapuh menjadi salah satu kelainan tulang yang sering terdengar. Akibat perilaku hidup tersebut, Osteoporosis yang identik dengan penyakit orang tua ini juga dapat menyerang anak muda.
Pembentukan tulang dimulai sejak seseorang masih dalam kandungan, sehingga pada masa hamil, seorang ibu harus memperbanyak konsumsi susu agar kandungan kalsium di tubuh ibu dan tubuh bayi bisa meningkat. Ketika mulai beranjak remaja, pola makan yang memenuhi standar minimal asupan kalsium dan olahraga yang rutin akan membuat pertumbuhan pembentukan tulang mencapai titik yang maksimal.
Pertumbuhan tulang akan mencapai puncaknya pada umur 30 tahun, selepas umur itu maka pertumbuhan tulang bukannya naik lagi namun menurun. Maka dari itu mengapa perlu adanya pencegahan melalui olahraga dan asupan nutrisi yang tepat, sehingga kelainan pada tulang seperti Osteoporosis ini dapat dihindari.
Apa itu Osteoporosis?

Menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan kemudian disertai dengan rusaknya arsitektur tulang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang (Osteoporosis), sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang.
Osteoporosis menjadi masalah, hal ini dikarenakan Osteoporosis kerap kali timbul tanpa ada gejala fisik yang jelas. ”Penderita umumnya tahu setelah dia mengalami patah tulang, dan ketika diperiksa baru diketahui bahwa patah tulang tersebut akibat Osteoporosis,” ujar dr. Meisy Andriana, Sp. RM usai mengisi Seminar Awam Nikmati Masa Tua yang Bahagia Dengan Tulang Yang Sehat. Maka dari itu beberapa orang mengatakan Osteoporosis sebagai ”silent disease”.
Kekuatan tulang dipengaruhi oleh dua hal, yakni kepadatan tulang dan kualitas tulang. Kedua faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan keadaan hormonal dalam tubuh dan juga terkait dengan perilaku sehari-hari menyangkut asupan nutrisi dan tempaan pada tubuh yang dapat memperkuat keadaan tulang.
Tiga tempat yang rawan akan Osteoporosis, diantaranya adalah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan.
Tipe Osteoporosis

Dibagi berdasarkan faktor risiko dan penyebab rapuhnya tulang, maka terdapat dua macam Osteoporosis, diantaranya:
1. Osteoporosis Primer, akibat kekurangan estrogen, yakni umumnya pada wanita yang telah mengalami menopause, dan akibat kekurangan testoteron, yakni andropause pada pria yang berarti berkurangnya produksi hormon testoteron, umumnya terjadi pada pria berumur 40 tahun ke atas.
Osteoporosis senilis juga termasuk pada jenis Osteoporosis Primer. Kerapuhan tulang satu ini akibat usia. Pada pria maupun wanita diatas umur 70 tahun dengan perbandingan antara wanita dan pria, yakni 2:1.
2. Osteoporosis Sekunder,
Osteoporosis jenis ini dipengaruhi seperti adanya penyakit yang mendasari, akibat obat-obatan dan lain sebagainya.
Osteoporosis jenis lain adalah Idiopathic osteoporosis yang terjadi pada anak.
Faktor Risiko Tidak Dapat Diubah

Terdapat beberapa faktor risiko pada manusia yang tidak dapat diubah sebagai salah satu risiko peningkatan terjadinya Osteoporosis, diantaranya:
1. Usia Lanjut, karena secara alami kepadatan tulang pada manusia, seperti yang telah dijelaskan di atas akan mulai menurun dengan sendirinya di umur 30 tahun keatas.
1. Jenis kelamin, wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami Osteoporosis, hal ini diakibatkan wanita mengalami menopause yang berarti berhentinya produksi hormon estrogen. Sedangkan pada pria, Osteoporosis terjadi cenderung lebih lambat, karena pria tidak mengalami perhentian produksi hormone testoteron, tetapi penurunan hormon testoteron di umur 40 tahun keatas.

Perbandingan kasus Osteoporosis pada tulang pergelangan tangan antara wanita dan pria adalah 4:1, sedangkan untuk kasus Osteoporosis pada tulang belakang adalah 3:1, dan untuk tulang panggul memiliki perbandingan 2:1. Sedangkan untuk kasus Osteoporosis secara keseluruhan di Indonesia pada wanita umur 50-59 tahun adalah 24%, sedangkan untuk wanita umur 60-70 tahun meningkat menjadi 62%.
1. Riwayat keluarga yang mengalami patah tulang akibat Osteoporosis, seseorang yang memiliki sanak famili pernah mengalami kerapuhan atau bahkan patah tulang akibat Osteoporosis akan cenderung memiliki potensi untuk mengalami Osteoporosis. Hal ini juga dijelaskan oleh dr. Meisy Andriana, Sp. RM saat membawakan seminar awam seputar Osteoporosis.

Faktor Risiko Dapat Diubah
1. Membatasi atau menghentikan konsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu risiko pengkeroposan tulang, beberapa diantaranya adalah: alkohol, soft drink, dan minuman yang mengandung kafein.
1. Merokok, beberapa akibat yang ditimbulkan rokok terkait kesehatan tulang adalah:
2. dapat menghambat aktifitas pembentukan sel baru (osteoblast)
3. Meningkatkan pemecahan estrogen eksogenus
4. Berat badan di bawah normal
5. Menopause dini

Pencegahan Osteoporosis

Walau terdapat beberapa faktor risiko yang tidak dapat dihindari, namun setidaknya sedini mungkin kita harus menyadari betapa pentingnya memiliki tulang kuat dan sehat. Sehingga dapat menjalani hari tua dengan bahagia, diantara beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menunjang kesehatan tulang kita adalah:
1. Konsumsi Kalsium,
Sumber kalsium umumnya diperoleh dari makanan, beberapa nutrisi yang mengandung kalsium diantaranya adalah: susu, yoghurt, keju, brokoli, salmon, oats, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang merah. Salah satu jenis sayuran yang juga dikatakan dapat membantu mencegah osteoporosis adalah semanggi, salah satu makanan khas Kota Surabaya.
2. Olahraga,
Untuk mencegah Osteoporosis, Anda hanya perlu meluangkan pagi atau sore Anda dengan berjalan kaki, atau pun bersepeda statis secara rutin. Atau jika ada kesempatan untuk berjalan kaki, pilihlah berjalan ketimbang menaiki kendaraan anda atau naik lift. Selain itu dianjurkan juga melakukan weight bearing, yakni low impact exercise seperti contohnya naik turun tangga, berjalan.
Melalui olahraga tulang tidak hanya dapat bertambah kuat karena peningkatan kekuatan otot, tetapi juga menjaga keseimbangan tubuh dan menghindari risiko terjatuh, meningkatkan dan memperbaiki postur tubuh.
Latihan yang berlebihan juga tidak baik bagi tubuh dan malah akan menimbulkan Osteoporosis, hal ini biasanya terjadi pada atlit olahraga, seperti lari maraton. Baiknya diimbangi dengan nutrisi yang tepat selain berolahraga.
3. Cukupi tubuh Anda dengan Vitamin D,
Bukan hanya bayi yang membutuhkan sinar matahari yang kaya akan vitamin D, tetapi di usia dewasa pun manusia atau tepatnya tulang kita pun tetap membutuhkan vitamin D. Karena vitamin D diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium di dalam usus, sehingga asupan kalsium dapat digunakan tubuh dengan maksimal. Maka dari itu, dianjurkan melakukan olahraga di pagi hari sebelum ada aktifitas kendaraan bermotor dan ketika matahari masih hangat-hangatnya.
4. Perilaku Hidup Yang Sehat dan tepat,
Meminimalisir faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti konsumsi alkohol, soft drink, atau pun kafein dapat cukup membantu pencegahan keropos tulang.
5. Deteksi Dini,
Karena kepadatan tulang dan keroposnya tulang ini tidak dapat dideteksi, maka pemeriksaan dini sangat dianjurkan. Seperti yang diungkapkan oleh dr. BP. Yenniastoeti yang juga menjadi salah satu pengisi materi dalam seminar awam seputar Osteoporosis, Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat masih mengenal screening dengan alat USG. ”Masih banyak kelemahan deteksi pada alat tersebut,” jelasnya.
Maka dari itu terdapat standar yang ditetapkan oleh WHO dalam pemeriksaan massa tulang, terutama bagi penderita yang mempunyai kecenderungan fraktur patah. Alat tersebut dikenal dengan nama Bone Densitometri. Keunggulan dari alat ini adalah memiliki akurasi dan presisi yang lebih baik, paparan radiasi yang rendah, dan waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan lebih singkat.
Pengkeroposan tulang tidak dapat dihindari, namun perilaku atau pun kebiasaan hidup yang salah dapat memicu pengkeroposan tulang lebih dini. Patahnya tulang akibat Osteoporosis ini memerlukan terapi dan pengobatan yang cukup lama, sehingga dapat menghambat kinerja sehari-hari, karena pada umumnya seperti yang telah diungkapkan di atas, tiga tempat paling rawan terhadap pengkeroposan adalah, tulang belakang, pergelangan tangan, dan pinggul.
Konsumsi makanan yang dapat mendukung kesehatan tulang, rutin berolahraga menjadi kunci sukses mencegah Osteoporosis dini, dan selain dapat meningkatkan metabolisme tubuh dalam bekerja, pencegahan ini dapat menjadi ’tabungan sehat’ di hari tua nanti.(fie)
Reporter : Dian Sofianty P

Foto : Dok. eHealth

Osteoporosis & Osteoarthritis, Cegah dengan Susu Kedelai
Banyak sekali manfaat susu bagi tubuh manusia. Mulai bayi, anak balita, hingga orangtua, semuanya membutuhkan segelas susu agar tetap sehat dan memiliki tubuh yang sehat dan prima.
Selain susu sapi, ternyata susu yang terbuat dari bahan kedelai juga sangat bermanfaat bagi tubuh. Tercatat, susu kedelai mampu menghilangkan nyeri pada persendian, sehingga baik dikonsumsi mereka yang terserang penyakit pada tulang dan persendian, misalnya osteoporosis dan osteoarthritis. Penderita kedua penyakit ini biasanya mengalami nyeri dan sakit pada tulang dan persendian.
Pada umumnya, orang dengan usia lanjut dan wanita pascamenopause, rentan dengan penyakit yang sering juga disebut dengan rematik ini. Pada penelitian yang dilakukan Dr John Anderson dari University of North Carolina, menemukan bahwa pada osteoporosis, kualitas masa tulang menurun atau keropos dan mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Hormon estrogen yang berfungsi mempertahankan masa tulang, pada periode pascamenopause mengalami disfungsi. Sementara penyakit nyeri sendi, atau sering disebut dengan osteoarthritis, terjadi karena berkurangnya kekuatan tulang rawan pada engsel atau sendi. Akibatnya, kemampuannya sebagai penyangga atau penopang ikut melemah. Punggung, leher, lutut, pinggul, dan pinggang adalah tempattempat di mana osteoarthritis muncul.
Untuk mengatasi kedua penyakit di atas, biasanya dokter memberikan beberapa jenis obat yang bersifat temporer, mengatasi rasa sakit, dan memberikan beberapa suplemen untuk tulang. Risikonya adalah efek buruk pada lambung jika mengonsumsi obat terus-menerus. Selain itu, suplemen susu sapi atau hewan juga berisiko karena susu yang berasal dari hewan memiliki kandungan protein berfosfor yang mengakibatkan kehilangan kalsium dari tubuh.
Solusinya adalah segera mengonsumsi susu kedelai, karena bagus untuk mengobati nyeri sendi atau osteoporosis. Susu kedelai mengandung isoflavon dan mampu mempertahankan kadarnya untuk mencegah keropos tulang. Isoflavon kedelai dapat memperkuat massa tulang, sedangkan senyawa genistin kedelai mempunyai efek mencegah keropos tulang lebih baik dari premarin